Sekolah adalah rumah kedua bagi anak-anak
karena di tempat inilah mereka melakukan banyak aktivitasnya, selain aktifvitas
belajar dan bermain. Sekolah diharapkan untuk mampu memoles siswa agar memiliki
kecerdasan intelektual dan emosional yang diharapkan. Selain itu sekolah harus
mampu memberikan kenyamanan dan keamanan yang diinginkan oleh semua pihak. Oleh
karenya sekolah harus mempunyai tujuan yang jelas yang dijabarkan dalam visi
dan misi sekolah.
Keberhasilan suatu tujuan atau program sekolah
tentunya membutuhkan bantuan dan dukungan dari banyak pihak yang
mempengaruhinya baik secara langsung maupun tidak langsung. Pihak-pihak ini
dikenal dengan pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan adalah seseorang atau
sekelompok orang yang memiliki kepentingan akan keberhasilan sebuah organisasi
dalam mencapai tujuannya (Center for Mental Health, 2017). Sekarang kita bisa
simpulkan bahwa keluarga dan sekolah sama-sama memikul tanggung jawab dan
sama-sama punya andil besar dalam melaksanakan program sekolah tetapi semua
pemangku kepentingan tidak sama dan memiliki kedudukan yang berbeda.
Dalam program sekolah, pemangku
kepentingan di bagi menjadi dua jenis, yaitu pemangku kepentingan internal dan
pemangku kepentingan eksternal. Menurut ibu megawati (CGP kabupaten Pidie) di
dalam tugas yang di unggahnya pada LMS, pemangku kepentingan internal terdiri
dari pihak-pihak yang secara langsung bekerja dalam system sekolah setiap
harinya, yang terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, dan
siswa. Sebagi umpan balik saya menambahkan operator sekolah, pustakawan,
bimbingan konseling, satpam, petugas kebersihan dalam pemangku kepentingan
internal. Sementara itu, Pemangku kepentingan kunci lain dalam mencapai satu
tujuan yaitu pemangku kepentingan eksternal terdiri dari pihak-pihak yang
terlibat secara tidak langsung dalam proses pembelajarannya disekolah seperti yang
saya baca pada tugas LMS ibu nurlianti (CGP kabupaten Pidie) pemangku kepentingan
eksternal yaitu dinas pendidikan, pengawas, orang tua, dan tokoh masyarakat. Sebagai
umpan balik saya menambahkan tokoh agama dalam pemangku kepentingan eksternal.
Dalam hal ini, para pemangku kepentingan
perlu menyadari fungsi dan peran sesuai kewenangannya masing-masing. Setiap
pemangku memiliki peran dalam membangun sebuah system yang dapat mewujudkan program
atau tujuan sekolah secara bertahap.
Komentar
Posting Komentar